Sebuah lembaga penelitian Jepang menghapus iklan layanan masyarakat mengenai tenaga nuklir dari sebuah halaman situs Badan Tenaga Atom Jepang. Iklan itu memuat materi yang seolah membandingkan radiasi dengan teriakan istri yang sedang mengamuk.
Dikutip Reuters, Badan Tenaga Atom Jepang sebenarnya bermaksud baik: menempatkan iklan tersebut untuk membuat kata-kata sulit yang biasa digunakan dalam industri tenaga nuklir menjadi lebih mudah dimengerti, terutama bagi perempuan.
Iklan itu menampilkan gambar animasi seorang istri yang sedang berteriak-teriak marah sembari mengacungkan kepalan tinju. Sementara sang suami meringkuk ketakutan. Ini memicu metafora bahwa agitasi perempuan yang meningkat sebanding dengan radioaktivitas, dan istri sebanding dengan bahan radioaktif.
“Saya tidak tahu mengapa halaman ini tiba-tiba menarik perhatian orang, tapi kami akan menghapusnya,” kata Yusuke Uehara, juru bicara badan pemerintah yang berafiliasi melakukan penelitian nuklir, termasuk keselamatannya. “Ini diskriminasi terhadap perempuan, yang tidak pantas.”
Animasi “Istri Radioaktif” ini rupanya kreasi sekelompok perempuan yang tinggal di dekat Tokaimura, lokasi kecelakaan nuklir di pabrik pengolahan uranium, pada 1999.
Isu nuklir memang cukup sensitif di Jepang. Sekitar 50 reaktor nuklir berhenti beroperasi setelah serangkaian kebocoran dan ledakan di PLTN Daiichi Fukushima. Tragedi ini juga membuat pemerintah Jepang harus memperbaharui kebijakannya soal energi atom.
sumber